Selasa, 14 Februari 2012

terserah mau kau beri judul apa tulisan ini...

Hari ini kau merasuk terlalu dalam ke relung hatiku
Entah apa dan mengapa, semua bayanganmu terasa sangat jelas di depan ku hari ini
Kau tau, semua itu membuatku sangat menginginkan kehadiran mu di samping ku
Saat ini juga, bukan besok atau lusa, bukan bulan atau tahun depan, tapi saat ini juga, detik ini juga
Agar bisa dengan lepas ku ceritakan semua beban yang ku rasa enggan pergi dari ku
Agar bisa kupeluk tubuhmu untuk menghangatkan ku dari dinginnya dunia
Agar bisa ku luapkan semua tangis dan sesak di dada saat rasa rindu ini tak dapat terlelakkan untuk dihadapi.

Aku rindu semua kenangan itu
Kenangan yang kita buat 14 hari minus 3 hari
Ku dengar bunyi motor yang setia menemanimu berhenti di depan rumah mbah ku
Saat pagi hari kau datang membawa senyum tulus untuk menemaniku melewati hari yang sangat sedikit dan terbatas itu
Lalu kau masuk dan mulai berbagi cerita dengan ku. Semua, tanpa terkecuali, kita saling berbagi
Saat itu aku merasa menemukan rumah ku sendiri, rumah yang berisi ketenangan dan kedamaian, dan tak lupa berisi banyak kebahagiaan
Saat kau genggam tanganku tanda kita siap melangkah bersama, saat kau kecup keningku tanda kau sangat mengasihiku, dan saat kau peluk lembut tubuhku tanda kau tak ingin lepas dariku
Harus kau tau, aku pun merasa seperti itu, aku ingin melangkah bersama dengan mu, aku juga mengasihimu dan pasti aku tak ingin lepas dari mu
Setiap hari terus berjalan seperti itu, kita selalu saling berbagi, menikmati waktu yang sangat sedikit untuk dilewati bersama secara utuh, hingga akhirnya tak terasa 14 hari sudah berlalu.

Hari pertama dan terakhir sangat berbeda untuk ku
Saat hari pertama aku datang, kau sambut aku dengan senyuman, ada rasa senang yang tak bisa ku ungkapkan
Saat hari terakhir di sana karna aku hendak pulang, kau antar aku juga dengan senyuman, tapi bukan rasa senang yang ku rasakan saat itu
Sejujurnya aku sangat sedih saat itu, karna aku masih belum mau pergi jauh dari mu lagi, tapi aku paksa tersenyum karna aku tak mau melewatkan moment yang menyedihkan itu dengan tangisan.

Aku masih ingat saat aku menangis di depan mu, karna aku enggan pulang
Sangat jelas di ingatan ku, aku menangis di pelukan mu. Tapi kau tau, sangat nyaman berada di situ. Karna aku merasakan di pelukan mu lah rumah yang paling nyaman untuk ku, bukan di rumah berlantai keramik dan bertingkat dua. Tapi cukup dengan pelukan mu, bisa membuat ku tenang.

Tapi kenyataan nya, aku tetap harus pulang juga di hari ke 14
Hari ke 14 yang paling berat untuk ku. Karna sangat susah rasanya merasakan senang dan sedih secara bersamaan. Pagi harinya kita berdua masih dengan ceria dan semangat berbagi cerita satu sama lain, tapi siapa sangka hanya selang beberapa jam kita sudah terpisah beribu kilometer lagi
Saat pertama ku baca sms mu sesampainya di bandara, perasaan ku sudah mulai tak menentu
Serasa ingin berurai air mata aku saat itu, tapi terus ku tahan. Aku tahan dan terus ku tahan, hingga akhirnya pertahanan ku pun runtuh, di dalam bus damri, sempat ku seka beberapa kali air mata ku. Hanya menyeka, untung tidak sampai menetes. Tapi harus kau tau, satu sekaan sangat berarti bahwa aku belum mampu jauh dari mu lagi
Hingga kini aku mulai menata kembali dan mengontrol diri. Aku tau, tak boleh menangis bila setiap aku ingat padamu. Aku selalu berusaha menata perasaan ku agar tak terlalu terlarut terbawa emosi kerinduanku padamu.

Tapi pada hari ini, untuk kali ini, pertahanan ku harus runtuh lagi. Tak kuat rasanya menumpahkan isi hatiku tentang mu di tulisan ini tanpa menyeka air mataku dan bahkan ada beberapa yang menetes. Tak apa lah, air mata ini sebanding dengan perasaan lega karna di sini aku bisa berbagi lagi dengan mu. Meskipun kita terbatas ruang, tapi ku rasa kau hadir untuk mendengarkan ku.

Terimakasih karna sudah mau mendengarkan ku
Terimakasih karna sudah mau memahamiku
Terikmakasih karna sudah mau berada di sampingku selama ini

Tulisan ini hanyalah sepenggal dari isi hatiku untuk mu, masih banyak lagi yang tersimpan di sini, tepat di hati ini.  Saat ini aku hanya ingin kau tau, bahwa aku selalu merindukan mu. Dan aku selalu berusaha kuat menghadapi tantangan ini. Bersama, kita pasti bisa melaluinya. Ku harap kau pun merasakan hal ini juga. Aku selalu menunggu mu, dan setia menyayangimu.
dariku untukmu
yang selalu merindukanmu



Rabu, 14 Desember 2011

Hanya tulisan kecil saat menunggumu

butuh waktu lama untuk saling mengerti
butuh waktu lama untuk saling memahami
butuh waktu lama untuk saling peduli
tapi tak butuh waktu lama untuk menambahkan dirimu di sela hatiku
hingga setelah penantian kosong ku selama ini
aku mulai menemukan jalan untuk kembali

tak sampai di situ, tentu jalan perjuangan berikutnya masih menanti
menanti untuk dibersihkan dari kerikil kecil yang menghiasi
kerikil pertama sudah kutemui, yaitu hal untuk menunggumu

setiap menit, jam, bahkan hari.., aku selalu menunggu kabar darimu
entah kamu menyadarinya atau tidak, 1 sapaan mu di pagi hari saja,
sudah mampu menyinari hariku
tatkala tak ada sepatah pun darimu di hari itu, 
mungkin itu hanya hal sepele bagimu
tapi tidak untuk ku...

tak sadarkah kamu, kita terpisah berjuta juta meter??
tak sadarkah kamu, kita terpisah berpuluh ribu kilometer??
hingga tak sadarkah kamu, kita bahkan berada di pulau yang berbeda?
tapi tolong sadarilah, 1 kata darimu sangat berarti untukku,,,

tak apalah, tak usah takut atau cemas
bagaimanapun itu
sesibuk apapun hari hari mu
aku tau masih terselip namaku di pikiranmu
dan yakinlah akan 1 hal
aku masih menunggumu


1 kerikil selesai ku pelajari bentuk dan uniknya
masih ku tunggu kerikil kerikil berikutnya
untuk ku kumpulkan lalu ku simpan
agar menghiasi setiap sudut taman rumah impian


Jumat, 07 Oktober 2011

...........

Aku senang mengenal mu..
Hei, aku senang mengenalmu..
Apakah sudah ku katakan bahwa aku senang mengenalmu?? Baiklah, kalau begitu akan ku katakan sekali lagi,, Aku Senang Mengenalmu.

Kau hadir tiba tiba dalam hidupku dengan cara yang unik. Entah dorongan apa yang bisa membuat kita bertemu. Jujur, sampai saat ini aku terkadang merasa malu bila mengingat kejadian itu. Tapi andai saja aku tidak berbuat demikian, mana mungkin kita bertemu... hahaha. Mungkin kau harus berterimakasih padaku untuk hal yang satu itu. :)

Hari hari yang kita lalui masih terasa membekas di hati ku. Dan itu akan tetap berada di sana menunggu bertambahnya kisah kita selanjutnya. Tak butuh waktu lama untuk mengenalmu. Hanya 5 hari.. hei, aku rasa itu juga bukan 5 hari penuh. Tapi tak apa lah, itu cukup untuk perkenalan pertama kita. 

Kau tau, banyak tempat di sana yang menyisakan bekas di hatiku. Mulai dari hari pertama kita berkunjung ke keraton, lalu ke pasar hewan dan tanaman, lalu kita berputar mencari toko kedokteran gigi. O ya, ada yang ingin ku beritahu. Saat kita menyusuri jalan berdua, aku sangat senang ketika kita hendak menyebrangi jalan. Kau selalu melindungiku ketika itu, bak seorang pahlawan yang menjaga seseorang agar ia tidak terluka. Hal itu belum pernah kurasakan sebelumnya dan mulai dari saat itulah aku mengagumimu. Kau tidak menyadarinya kan?? Pasti kau tidak menyadarinya bahwa aku memperhatikan mu. Oh tidak,, dan sekarang kau pun akhirnya tau kalau aku selalu memperhatikan mu.

Perlukah aku menceritakan lagi hari hari berikutnya yang kita lalui bersama? Aku rasa kau pasti juga masih mengingat semua nya. Tapi saat yang paling berkesan untuk ku adalah saat dimana kita menyusuri candri prambanan yang sebegitu luasnya dan saat kita berkunjung ke gereja ganjuran lalu saat kita beribadah bersama di gereja klaten. Aku rasa itu sudah melebihi batas untuk kategori “hal yang paling di sukai” karna itu sudah melebihi 1. Berarti bukan “paling” lagi namanya. Hehehe. Ketika aku berjalan bersama mu menyusuri halaman prambanan, hingga tak terasa kita sudah berjalan dari ujung ke ujung. Hahaha. Itu kali pertama bagiku, dan kau membuat semuanya itu terasa begitu mudah. Aku juga senang saat hari itu kita beranjak ke gereja ganjuran. Di situlah aku mulai mengenal mu lebih dalam dan di situ pula aku merasa aku menemukan seseorang yang berbeda. Kau banyak mengajariku hal hal yang tak kusadari selama ini. Dan aku sangat menikmati saat saat itu. Hari kedua berjalan sangat sempurna bagiku. Dan tidak lupa, kau menjadi bagian di dalamnya. :)

Aku rasa berlembar lembar tak kan cukup untuk menceritakan kisah petualangan kita di sana. Aku hanya ingin kau tau, bahwa inti dari semua ini adalah aku menikmati saat saat bersama mu. Terima kasih untuk hari yang telah kita lalui itu. ^^

Dan sekarang, kita kembali terpisah oleh jarak yang membentang. Aku juga masih mengingat saat itu. Saat dimana aku harus beranjak dari kota kelahiran mu dan kembali ke tempat asal ku. Kau tau, entah mengapa waktu itu aku merasa berat untuk meninggalkan kota itu. Tapi aku berusaha menampik nya. Dan saat aku menginjakkan kaki pertama kali di kota ku lagi, hal pertama yang ada di pikiran ku adalah dirimu.

Sekarang semua rahasiaku sudah terbongkar. Tapi tak apalah, aku senang bisa membagikan nya padamu. Maaf, aku mungkin memang tidak bisa merangkai kata kata indah. Aku hanya bermaksud untuk mengungkapkan bahwa jauh dari dalam hatiku “aku senang mengenalmu”.

Senin, 03 Oktober 2011

the man who can't be moved

Going Back to the corner where I first saw you
Gonna camp in my sleeping bag I'm not gonna move
Got some words on cardboard, got your picture in my hand
Saying, "If you see this girl can you tell her where I am? "

Some try to hand me money, they don't understand
I'm not broke I'm just a broken hearted man
I know it makes no sense but what else can I do
How can I move on when I'm still in love with you

'Cause if one day you wake up and find that you're missing me
And your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinkin maybe you'll come back here to the place that we'd meet
And you'll see me waiting for you on the corner of the street
So I'm not moving, I'm not moving

Policeman says, "Son you can't stay here"
I said, "There's someone I'm waiting for if it's a day, a month, a year"
Gotta stand my ground even if it rains or snows
If she changes her mind this is the first place she will go

[Chorus:]
'Cause If one day you wake up and find that you're missing me
And your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet
And you'll see me waiting for you on our corner of the street
So I'm not moving, I'm not moving,
I'm not moving, I'm not moving

People talk about the guy that's waiting on a girl
There are no holes in his shoes but a big hole in his world

Maybe I'll get famous as the man who can't be moved
Maybe you won't mean to but you'll see me on the news
And you'll come running to the corner
'Cause you'll know it's just for you
I'm the man who can't be moved

[Chorus 2x]

Going back to the corner where I first saw you
Gonna camp in my sleeping bag, I'm not gonna move

translate :

Aku kembali ke pojok itu, tempat pertama kali aku melihatmu
aku akan tetap di sini, aku tidak akan bergerak
aku menulis beberapa kata di kardus, memegang  foto mu di tangan ku
lalu berkata, "Jika Anda melihat gadis ini bisakah Anda mengatakan di mana aku?"

Beberapa org mencoba memberiku  uang, tapi mereka tidak mengerti
Aku bukannya tidak punya,  Aku hanya seorang pria yang patah hati
Aku tahu itu tidak masuk akal tapi apa lagi yang bisa aku lakukan
Bagaimana aku bisa beranjak dari sana bila aku masih mencintai mu

reff:
Karena jika suatu hari kamu terbangun dan merasa bahwa kamu merindukan aku
Dan jantung mu mulai bertanya-tanya di mana kamu bisa menemukan ku
dari hal itu aku berpikir kalau kamu akan kembali ke sini, ke tempat dimana kita pertama kali bertemu
Dan kamu pasti akan melihat ku menunggu mu di pojok jalan
aku tidak akan pergi dari situ, tidak akan

Polisi berkata, "hei nak, kamu tidak bisa terus berada di sini"
Aku berkata, "aku sedang menunggu seseorang di sini entah sehari, sebulan, bahkan setahun"
aku akan tetap di sini bahkan jika hujan atau salju turun
Jika dia berubah pikiran maka di sini adalah tempat pertama yang akan ia tuju

Karena jika suatu hari kamu terbangun dan merasa bahwa kamu merindukan aku
Dan jantung mu mulai bertanya-tanya di mana kamu bisa menemukan ku
dari hal itu aku berpikir kalau kamu akan kembali ke sini, ke tempat dimana kita pertama kali bertemu
Dan kamu pasti akan melihat ku menunggu mu di pojok jalan
aku tidak akan pergi dari situ, tidak akan

Dan orang2 akan memberbicarakan tentang seseorang yang menunggu seorang gadis
bukan karna lubang di sepatunya sehingga dia tidak pergi dari tempat itu, tetapi karena sebuah lubang besar di dunianya maka ia tetap menunggu

Mungkin aku akan menjadi terkenal sebagai “orang yang tidak mau beranjak dari tempat itu”
Mungkin itu tidak akan berarti apa2 untuk mu, tetapi kamu akan melihat ku di berita
Dan kamu segera akan datang berlari ke sudut
Karena kamu akan tahu bahwa semua yang kulakukan itu hanya untuk mu
“Aku orang yang tidak mau beranjak dari tempat itu”

Sabtu, 30 Oktober 2010

Lihatlah Aku Tersenyum Untukmu

Lama ku pandangi langit malam itu. Membayangkan wajah mu yang tersenyum indah ke arahku, di dampingi bintang bintang yang berkedip, membuatku enggan beranjak dari tempat terindahku saat itu. Dalam hati aku berbisik, “Aku merindukanmu kasihku. Entah kapan lagi kita bisa bertemu. Adakah kau merindukan ku seperti aku merindukanmu? Akan kah penantian ini akan berakhir sia sia?”
Tak terasa anak sungai dari mata ku mulai mengalir. Seakan tak kuasa menahan rindu yang begitu bergejolak di dada. Kini aku hanya sebatang kara, berharap dirinya selalu ada di sisi ku, menemani setiap jengkal kehidupan ku. Namun kini, kau jauh di sana. Kita terpisah oleh gunung dan luas samudra yang membentang. Tapi percayalah kasihku, aku tak pernah sedetik pun melupakanmu.
Aku memiliki sebuah keluarga yang berkecukupan. Aku terbilang pintar, baik hati, punya banyak talenta, bahkan orang sering memuji kalau aku cantik. Aku adalah anak tunggal. Tuhan itu memang adil, Dia memberiku banyak kelebihan, tapi tak demikian dengan perjalanan hidupku. Seimbang bukan??
Ya, ibu ku meninggal saat aku beranjak dewasa. Ayah ku kini sibuk dengan pekerjaannya. Jadi sekarang, aku hanya sebatang kara. Bahkan di saat aku sedang bertumbuh menjadi manusia dewasa, di saat aku membutuhkan sosok yang benar benar menyayangi dan membimbingku, ibuku tak ada. Dia sudah bahagia di surga.
Aku hanyalah seorang anak manusia yang berusaha mencari kesenangan dan kasih sayang dari orang orang di sekitarku. Sampai aku menemukan sosok Dimas, seorang pria yang bisa dengan ramah mengerti situasi hidupku. Hanya dia yang bisa mengisi hidupku  dengan tawa, dengan senyuman, bahkan dengan tangisan. Tapi kini dia jauh di sana, Dia terpaksa mengikuti orangtuanya untuk meneruskan usaha keluarga. Sudah 3 tahun kami berpisah. Tapi rasa rindu ini tak pernah beranjak dari sisi kehidupanku.
Setelah lama memandangi langit malam itu, handphone ku tiba tiba berdering meminta ku untuk mengangkatnya. Ada secercah harapan saat ku memandang layar handphone ku, saat ku sadar nama yang tertera di layar adalah nama Dimas. Dengan segera aku menyambutnya. “Halo Dim, ada apa?”
“Aku hanya ingin memberi kabar gembira untuk mu Lin. Besok aku pulang, tugas ku di sini sudah selesai. Aku sudah tak sabar bertemu dengan mu.” Sahut suara di seberang itu.
“Wah, kamu tau Dim, aku baru saja memikirkan mu. Ternyata Tuhan mendengar doaku. Aku juga tak sabar menunggu mu Dim. Besok aku jemput di bandara ya. Jam berapa?”
“Ah tak usah lah Lin. Akan ada yang menjemputku besok. Kamu tenang saja. Ok putri ku? Hehehe.”
“Ok lah Dim. Jangan lupa kabari aku lagi ya. Aku sayang kamu.” Jawabku kemudian.
“Tak usah di ragukan, pastinya aku juga sayang kamu Lina.” Sambung Dimas dari sana.
Kututup telepon itu sambil tersenyum senang. Tak sabar menunggu hari esok. Akhirnya ku putuskan untuk kembali ke kamar dan beristirahat.
Esoknya aku bangun pagi dengan senyuman. Hari ini aku libur kuliah, jadi aku mau menunggu Dimas di rumah untuk bertemu denganku. Sudah terbayangkan oleh ku hal apa saja yang akan kami lakukan bersama. Siangnya, aku mulai sibuk dengan dapurku. Aku memang sudah terbiasa memasak sendiri, maklum lah aku kan hanya sebatang kara. Sedang asik asiknya aku berkutat dengan masakan ku, terdengar bunyi bel rumah. Ting tong… Tanpa pikir panjang, aku membuka pintu rumah berharap kasihku yang akan datang. Namun setelah pintu terbuka, kekecewaan sempat mampir di hatiku. Ternyata hanya seorang pengantar bunga.
“Selamat siang mbak. Ini ada kiriman bunga untuk mbak Lina.” Kata sang pengantar.
“Oh ya, terima kasih ya mas.” Sahutku sembari membaca nama si pengirim. Sejenak aku heran setelah membaca nama si pengirim, ternyata nama Dimas. Tapi kemana dia, kenapa tidak memberikan bunga itu langsung padaku. Setelah sang pengantar pergi, ku masih tetap berdiri di depan pintu. Ketika aku memalingkan wajahku, betapa terkejutnya aku saat ku lihat wajah Dimas kasihku itu. Dia tersenyum penuh kemenangan setelah berhasil membuat ku bingung.
Tanpa pikir panjang aku berlari untuk memeluknya. “Dimaaass… Aku sudah lama menunggu mu tau. Kenapa pakai acara ngerjain aku segala sih?!!”
“Hahahaha. Aku sengaja ingin melihat tampang mu yang lucu itu kalau sedang bingung. Aku kangen kamu Lin.” Jawabnya selagi kami berpelukan.
Kami pun berjalan masuk ke rumah. Aku segera ke dapur mengambil makanan yang sudah ku masak itu.
“Taarraaaa…. Aku masak spesial untuk mu Dim, ayam panggang kesukaan mu.” Kata ku sambil tersenyum.
“Wah, kamu tau saja kalau aku lagi lapar. Kamu memang yang terbaik Lina. Aku sayang kamu.”
“Ya sudah puji pujian nya, sekarang kita makan ya.” Jawabku kemudian.
Banyak yang kami ceritakan selagi Dimas menikmati masakan buatanku. Tak henti hentinya aku memandangi wajah kasihku itu. Dia pun dengan senyuman hangat membalas tatapan ku dengan penuh rasa kasih sayang. Jam demi jam pun berlalu, tak terasa hampir setengah hari kami habiskan bersama. Kini tiba saatnya kami berpisah untuk sementara. Aku mengantarkan Dimas sampai ke depan pintu.
“Besok aku jemput kamu ya Lin. Aku mau ngajak kamu jalan. Ok say?” ajaknya tersenyum.
“Ok ok Dim. Aku ga bakalan lupa kok. Kamu hati hati ya pulangnya, jangan ngebut ngebut. Aku ga mau sesuatu terjadi pada kamu. Aku ga mau kehilangan kamu.” Kataku serius dan penuh harap.
Tapi sejenak sempat terlihat raut putus asa di wajah Dimas setelah aku berkata demikian. Ah, mungkin hanya perasaan ku saja. Dimas pun lalu mencium keningku dan segera berlalu meninggalkan aku sendiri.
Esoknya aku sudah siap siap untuk pergi dengan kasihku itu. Segera aku menaiki mobil Dimas yang sudah dari tadi menunggu ku. “Mau kemana kita hari ini?” tanyaku.
“Kemana aja boleh… wkwkwkw” jawab nya dengan candaan.
“hahahaha. Dasar kamu tu ya, aku serius dimas. Kita mau kemana??”
“Pokoknya kamu duduk aja yang manis, diem aja, ga usah banyak protes. Aku mau bawa kamu ke tempat spesial. Ok ok ok?” jawabnya kemudian.
Tanpa banyak protes lagi, aku diam dan mulai melihat sisi jalan yang kami lewati. Sepanjang jalan, tak terlalu banyak kata yang keluar dari mulutku. Entah kenapa aku mulai merasa ada yang aneh saat itu. Tapi aku lebih memilih untuk tidak memikirkannya.
Akhirnya setelah beberapa jam perjalanan, kami sampai di tempat yang benar benar indah. Kini di depan mata ku sudah terhampar danau luas, bersih dan indah dihiasi awan putih di atasnya. Di situ hanya ada kami berdua karena danau ini memang belum terekspose ke luar. Tak henti henti nya aku mengucapkan terima kasih pada dimas karena sudah mengajak ku ke tempat seindah ini. Aku pun tersenyum sembari memandang wajahnya dengan penuh rasa kasih sayang.
“Aku memang sengaja ingin menghabiskan waktu bersama mu lebih lama Lin. Seakan tak ada lagi waktu ku untuk terus bersama mu.” Ucapnya sambil menatapku dalam.
“Dimas, kamu ngomong apa sih. Sekarang kan kita udah ketemu. Dan ga ada lagi yang bisa memisahkan kita. Jadi kamu ga usah takut gitu donk. Aku ga mau kehilangan kamu Dim. Selain kamu, siapa lagi yang akan menemaniku menjalani hidup ini.”
“Kamu ga boleh ngomong gitu Lina. Aku kan ga selamanya ada di sisimu terus. Kamu harus mencoba membuka hati dan dirimu sekarang. Jangan jadi murung gitu. Coba deh kamu senyum, pasti banyak kok orang di luar sana yang akan peduli dan berteman dengan mu.” Jawabnya tegas.
“Dim, kamu kok ngomongnya gitu? Seakan kamu akan pergi jauh meninggalkan aku. Emangnya kamu mau kemana lagi Dim?” tanyaku sambil menitikkan air mata.
“Hei, jangan nangis gitu donk. Untuk saat ini aku pasti akan berada dekat kamu terus Lin. Tapi kita kan ga tau apa yang akan terjadi besok sayang. Makanya aku Cuma ngingetin kamu supaya jangan terlalu bergantung ama aku. Aku ga mau kamu sedih karena kehilangan aku suatu saat nanti.” Kata Dimas sembari mengusap air mataku.
“Aku sayang kamu Dimas. Apapun yang terjadi, aku tetap sayang kamu!”
“Ya udah deh. Jangan di bahas lagi. Aku juga sayang kamu kok.”
Setelah kami mengakhiri pembicaraan itu, masih banyak pertanyaan yang ada di pikiran ku. Apa maksudnya Dimas mulai membahas tentang kebersamaan kami? Tapi ya sudah lah. Aku hanya ingin menikmati masa masa bersama nya sekarang. Setelah beberapa lama berada di sana, kami memutuskan untuk pulang. Dimas mengantarkan ku sampai di depan pintu dan tak lupa mengecup keningku.
Malamnya, seperti biasa aku melakukan aktifitas rutin, yaitu menelepon Dimas. Tapi hari ini tak seperti biasanya. Telepon ku tak di angkat olehnya. Berulang ulang kali aku mencoba menelepon, tapi tetap tak di angkat. Dengan rasa kesal dan penuh tanda tanya, akhirnya ku putuskan untuk tidur saja.
Esoknya pagi menyambutku. Hei, aku mulai sadar kalau pagi ada yang tak biasa. Burung burung yang biasanya menyambut pagi ku yang indah, tak terdenger kicauan nya. Sinar mentari yang biasanya menyapa kamarku pun mulai enggan singgah sementara ke kamarku. Entah apa yang akan terjadi, aku pun tak mengerti. Dan tiba tiba bel pintu pun berbunyi. Dengan malas aku turun untuk membuka kan pintu. Ternyata sang pengantar bunga yang datang. “Pasti dari Dimas” batinku dalam hati. Dengan senyuman ku terima karangan bunga mawar merah yang cantik itu. Setelah sang pengantar pergi, aku menutup pintu lalu masuk ke rumah. Di karangan bunga itu terdapat sepucuk surat. Wah, ga seperti biasanya Dimas menuliskan surat untuk ku. Dengan segera ku membuka surat itu.
“Dear Lina kasihku.
Maaf kalau suatu saat nanti kamu menerima suratku ini, aku tak berada si sisimu, aku sedang di rumah sakit Lina. Aku sedang menjalani sisa hidupku di sana sambil membayangkan wajah mu dan kenangan indah kita sampai aku menutup mata nantinya.
Satu hal yang harus kamu tau, aku sangat menyayangimu. Kamu yang terbaik untuk ku. Sebenarnya aku pun tak rela untuk meninggalkan mu, tapi mau di kata apa lagi, mungkin memang belum takdirnya kita untuk bersama.
Bila suatu saat nanti aku pergi, kamu jangan terlalu larut dalam kesedihan ya. Aku pasti ga bakalan tenang ngeliat kamu terus terusan sedih. Aku mau liat kamu tetap tegar walaupun aku dah ga bisa nemenin kamu lagi.
Ada yang harus kuceritakan padamu agar semuanya jelas Lin. Sebenarnya aku mengidap kanker hati. Tapi aku ga mau kasih tau kamu, aku tau kamu pasti bakalan sedih kalau mendengar kabar ini. Sudah lama aku menahan sakit ini Lin, tapi kamu tau, kalau aku ngeliat wajah mu, rasa sakit yang kurasakan bisa berkurang. 3 tahun kita tak bertemu. Aku tak bisa melihat wajahmu lagi selama 3 tahun itu, dan rasa sakit ini terus datang, tapi kamu ga ada di sisiku. Lama kelamaan sakit ini pun terus menggerogoti ku. Dan sampai aku di vonis bahwa umurku ga lama lagi. Saat itulah aku langsung memutuskan untuk menemui mu di sini. Bisa melihat wajahmu untuk yang terakhir kalinya saja pasti akan membuat ku lebih tenang. Terima kasih ya Lin, kamu dah nemani aku di saat terakhir hidupku. Kamu harus janji ya, jangan sedih terus gitu. Masih banyak kok orang di luar sana yang akan peduli ama kamu. Buat aku tersenyum di atas sana karna ngeliat kamu bahagia di sini ya Lin. Satu hal lagi yang harus kamu tau, meskipun aku jauh, aku kan selalu ada di hatimu.”
Air mata terus membanjiri pipiku ketika ku membaca surat itu. Tanpa pikir panjang lagi, aku segera berkemas dan menuju ke rumah sakit tempat kasihku berada. Aku harus bertemu dengan kasihku itu, harus!!
Sesampainya di rumah sakit, aku segera menuju kamar perawatan Dimas. Setelah pintu terbuka, air mata pun mulai membasahi pipiku lagi. Aku melihat sosok Dimas yang terbaring lemah, ia menatap kedatangan ku dengan senyuman. Bahkan di saat seperti ini ia masih bisa tersenyum untukku.
“Hai sayang. Kamu kenapa nangis? Jangan nangis gitu donk, aku kan ga apa apa.” Katanya parau.
Aku tak menjawab pertanyaan nya. Aku hanya berlari ke pelukannya sambil terus menangis.
“Lina, aku sayang kamu. Jangan nangis terus Lin, aku juga tambah sedih kalau kamu nangis gini. Umurku ga lama lagi, masa kamu memberiku saat saat terakhir dengan tangisan mu itu. Senyum donk Lin, supaya aku tenang. Please…” pintanya.
Kulepaskan pelukan ku lalu aku duduk di samping nya. Dengan terisak isak aku mencoba tersenyum untuk membahagiakan kasihku itu.
“Nah gitu donk. Aku kan senang melihatnya. Dari pada kamu nangis terus gitu.” Ucapnya sambil menahan sakit.
Aku terus menemani Dimas di rumah sakit. “Aku sayang kamu Lina. Jaga dirimu baik baik ya” itu adalah kata kata terakhir yang bisa ia ucapkan sebelum akhirnya dia tak sadarkan diri. Kini aku hanya bisa menunggu dan berharap agar Dimas kembali sadar dan bisa tersenyum lagi untukku. Namun Tuhan berkata lain, akhirnya Dimas pun meninggal setelah 24jam tak sadarkan diri. Aku hanya bisa menangis si samping tubuh Dimas yang sudah tak bernyawa lagi. “Aku ga bakalan pernah lupain kamu Dimas. Aku sayang kamu, lebih dari yang kamu tau.” Ucapku dalam hati sambil memandang wajah kaku Dimas kasihku itu.
Lama waktu berjalan setelah kepergian Dimas. Banyak hal yang bisa ku pelajari dari sosok kasihku itu. Dia masih bisa tersenyum untuk orang yang ia sayangi meskipun sebenarnya ia sedang menahan sakit. Dari situ aku belajar untuk terus tersenyum dan menatap masa depan yang telah menungguku di sana. Aku tak mau mengecewakan kasihku itu, aku harus bisa membuat nya tersenyum dari atas sana. Aku akan terus berjuang Dimas. Itu janjiku untukmu. Aku sayang kamu selalu.

Rabu, 20 Oktober 2010

renungan malam hari


Mendengar lagu ini membuat ku tenang. Seakan terbang melayang ke angkasa menembus indahnya lautan langit yang penuh bintang bintang. Di sana kutemukan kedamaian, indah bersama sang rembulan yang selalu setia menemaniku menatap kelamnya dunia malam. Ya, aku sangat menginginkan suasana indah dan damai ini. Di mana semua bersatu menciptakan keindahan dan kedamaian. Bulan dengan gagahnya tersenyum melindungi malam, bintang yang senantiasa bersinar kecil menambah keindahan, serta langit yang dengan tulus bersedia menampung bulan dan bintang.
Lama ku merenung sambil menatap indahnya kedamaian malam itu. Tak terasa aku mulai menitikkan air mata. Mengagumi ciptaan Tuhan yang sangat luar biasa. Engkau memang yang terbaik Tuhan. Kau ciptakan semua dengan sangat sempurna. Engkau memberi ku hidup untuk menikmati semua ciptaan luar biasa Mu ini. Tapi ajarlah aku untuk selalu ingat bahwa ku harus selalu bersyukur kepada Mu, tanpa mengeluh dalam menjalani semua rintangan dan cobaan dalam hidup ini. Aku yakin, di balik semua cobaan yang Engkau berikan, ada hikmah yang sangat berarti di dalamnya. Tapi Tuhan, tuntunlah dan kuatkan aku terus dalam menhadapi semua ini, jangan biarkan aku berjalan sendirian. Kuasa Mu lah yang akan selalu mendampingi ku dalam menjalani hidup ini. Hingga akhir nanti, aku dapat benar benar melihat cahaya wajahMu dengan penuh kedamaian dan keindahan abadi di surga. Dan aku sangat yakin bahwa di sana akan lebih indah dari apa yang Kau ciptakan di sini. Bantu aku Tuhan, agar kita bisa berkumpul bersama lagi di tempat itu. Aku membutuhkan pertolongan Mu, karena aku tau, Engkau lah Bapa yang senantiasa menemaniku.